Sabtu, 24 April 2010

RADIASI MATA HARI

Laporan Praktikum Agroklimatologi

Hari : Rabu

Jam : 08.20-10.00WIB

Asisten : 1.Mawaddah

2. FitriYunita

RADIASI MATAHARI

Oleh :

Lias Harapan

NIM : 0805101050054

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSALAM, BANDA ACEH

2009

I. PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah. Jumlah total radiasi yang diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor. 1.Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi matahari

Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus. 3. Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan matahari terbenam. 4 Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi.

b. Tujuan Prakikum

Tujuan dilakuannya praktium ini adalah sebagai beriut:

Untuk mengetahui besarnya radiasi matahari di beberapa lokasi, yaitu di bawah tajuk tanaman dan di atas tajuk tanaman untuk jenis tanaman yang berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan. ( Handoko, 1994 )

Lama penyinaran akan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup misalnya pada manusia dan hewan. Juga akan berpengaruh pada metabolisme yang berlangsung pada tubuh makhluk hidup, misalnya pada tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang lebih besar bagi tumbuha tersebut untuk memanfaatkanya melalui proses fotosintesis. ( Benyamin Lakitan, 1994 ) .

Pergeseran garis edar matahari menyebabkan peruban panjang hari ( lama penyinaran ) yang diterima pada lokasi-lokasi di permukaan bumi. Perubahan panjang hari tidak begitu besar pada daerah tropis yang dekat dengan garis ekuator. Semakin jauh letak tempat dari garis ekuator maka fluktuasi lama penyinaran akan semakin besar. ( Benyamin Lakitan, 1994).

Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi persatun luas dan satuan waktu disebut isolasi atau kadang-kadang disebut radiasi global, yaitu radiasi langsung dari matahari dan radiasi yang tidak langsung ( dari langit ) yang disebabkan oleh hamburan dari partikel atmosfer. ( Bayong Tjasyono, 2004 ).

III. PROSEDUR PEKERJAAN

a. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah solrimeter

b. cara kerja

· dengan menggunakan solarimeter, lakukan pengamatan dan pengukuran radiasi matahari di beberapa lokasi (tipe lahan )yaitu dibawah tajuk tanaman dan diatas tajuk tanaman untuk jenis tanaman yang berada (pada tanaman bogenvil dan kelapa sawit).

· Untuk masing-masing tipe lahan diukur dan diamati radiasi matahari selama 5 menit, pengukuran dilakukan setiap 1 menit sekali (6 kali ulangan).

· Bandingkan variasi radiasi matahari untuk masing-masing tipe lahan.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

a.Hasil

· Kelapa sawit ( Elaeis quinensis jack ) Dibawah tajuk tanaman

1,3 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,075 kw/m2 = 0,075w/m2x1000 = 75w/m2

2,1 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,122 kw/m2 = 122w/m2

1,1 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,063 kw/m2 = 63 w/m2

1,2 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,069 k w/m2 = 69 w/m2

· Kelapa sawit ( Elaeis quinensis jack) di atas tajuk

2,5 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,142 kw/m2 = 142 w/m2

2,7 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,156 kw/m2 = 156 w/m2

2,8 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,162 kw/m2 = 162 w/m2

3,1 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,180 kw/m2 = 180 w/m2

3,3 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,191 kw/m2 = 191 w/m2

3,6 mv/17,2 mv/kw/m2 = 0,209 kw/m2 = 209 w/m2

· Bgenvil di bawah tajuk.

2,0 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,141 kw/m2 =141 w/m2

1,7 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,120 kw/m2 = 120 w/m2

1,6mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,113 kw/m2 = 113 w/m2

1,4 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,992 kw/m2 = 992 w/m2

1,3 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,092 kw/m2 = 92 w/m2

· Bogenvil diatas tajuk

2,2 mv/14,1 mv/kw/m2 =0,156 kw/m2 = 156 w/m2

2,3 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,163 kw/m2 = 163 w/m2

2,6 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,184 kw/m2 = 184 w/m2

2,7 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,191 kw/m2 = 191 w/m2

2,9 mv/14,1 mv/kw/m2 = 0,205 kw/m2 = 205 w/m2

b. Pembahasan

Perbedaan penerimaan radiasi matahari pada setiap tanaman berbeda, seperti kita lihat pada datab yang di atas. Perbedaan antara di bawah tajuk dan di atas tajuk disebabkan oleh. Radiasi yang di berikan dari matahari.

Setiap tanaman memerlukan radiasi yang berbeda, karena nsuatu tanaman memerlukan radiasi yag berbeda.

Tabel 1. hasil pengamatan intensitas cahaya pada tanaman bogenvil nilai kalibrasi (14,1 MV/KW/m2)

No.

Lokasi(tipe lahan)

Jumlah ulangan radiasi w/m2

I

II

III

IV

V

VI

Rerata

ket

1

Di bawah tajuk

141

120

113

99

92

92

109

mendung

2

Di atas tajuk

141

156

163

184

191

205

173

mendung


Tabel.2. hasil pengamatan intensitas cahaya pada tanaman kelapa sawit nilai kalibrasi (17,2MV/KW/m2)

No.

Lokasi(tipe lahan)

Jumlah ulangan radiasi w/m2

I

II

III

IV

V

VI

Rerata

Ket

1

Di bawah tajuk

75

122

63

63

63

69

75

Mendung

2

Di atas tajuk

142

156

162

180

191

209

173

Mendung

V. KESIMPULAN

1. Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa, nilai radiasi matahari diatas tajuk lebih besar dari pada nilai radiasi matahari dibawah tajuk.

DAFTAR PUSTAKA

Handoko. 1994. Klimatologi dasar. Pustaka jaya, Bogor.
Lakitan Benyamin. 1994. Dasar-dasar klimatologi. PT Rajagrafindo persada, Jakarta.
Tjasyono Bayong. 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar