Sabtu, 24 April 2010

KLASIFIKASI IKLIM

Laporan Pr aktikum Agroklimatologi

KLASIFIKASI IKLIM

OLEH :
HARAPAN ILYAS

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSALAM, BANDA ACEH
2009

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Besarnya curah hujan mempengaruhi keadaan air tanah, aerasi, kelembaban, udara, dan secara tidak langsung juga menemukan jenis tanah sebagai media tumbuh tanaman oleh karenanya curah hujan sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Curah hujan yang dinyatakan dalam milimeter (mm) yaitu tinggi lapisan air yang jatuh di atas permukaan tanah, andaikata air tidak meresap ke dalam tanah, mengalir atau terjadi penguapan akan mempunyai volume 1 liter. Apabila terdapat genangan maka hal tersebut akan menimbulkan permasalahan bagi tanaman. Genangan selain menimbulkan penurunan difusi O2 masuk ke pori juga akan menghambat difusi gas lainnya, misal keluarnya CO2 dari pori tanah. CO2 terakumulasi di pori, pada tanah yang baru saja tergenang 50% gas terlarut adalah CO2, sebagian tanaman tidak mampu menahan keadaan tersebut dampak kelebihan konsentrasi CO2 mempunyai pengaruh lebih kecil dibandingkan defisiensi O2. Pengaruh genangan pada tajuk tanaman yaitu: penurunan pertumbuhan, klorosis, pemacuan penuaan, epinasti, pengguguran daun, pembentukan lentisel, penurunan akumulasi bahan kering, pembentukan aerenkim di batang. Besarnya kerusakan tanaman sebagai dampak genangan tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Fase yang peka genangan adalah fase perkecambahan, fase pembungaan, dan pengisian..

1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari klasifikasi iklim ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara yang tepat untuk menentukan bulan yang sesuai di saat penanaman dalam dunia pertanian dan perkebunan.


II. TINJAUAN PUSTAKA
Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002). Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Klasifikasi iklim mempunyai hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.Beberapa sistem klasifikasi iklim Sistem Klasifikasi Koppen, . Sistem Klasifikasi Oldeman, a. Sistem Klasifikasi Koppen Sistem Klasifikasi Mohr (Tjasyono (2004). Hujan lebat biasanya turun sebentar saja jatuh dari awan cumulonimbus. Hujan semacam ini dapat amat kuat dengan intensitas yang besar (Karim,1985)


III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. table menurut Smitdth Frguson
tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
BK<60 mm 2 3 3 0 1 2 4 1 1 2
BL= 60-100mm 2 2 1 2 4 3 2 2 3 1
BB> 100 mm 8 7 8 10 7 7 6 9 8 9
jumlah 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
2. Tabel menurut klasifikasi Oldeman (1911)
Bulan Rata-Rata CH bulanan BB, BL, BK
Januari 131 BL
Februari 71 BK
Maret 86 BK
April 107 BL
Mei 166 BL
Juni 134 BL
Juli 103 BL
Agustus 111 BL
September 183 BL
Oktober 227 BB
Nopember 215 BB
Desember 281 BB




B. PEMBAHASAN
Klasifikasi menurut Smitdth Frgus
Q = 24, 05 %
BK = 1.9 %
BL = 2.2. %
BB =7.9 %
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan banyaknya curah hujan pada tiap bulan yang dirumuskan sebagai berikut :

Di Indonesia terbagi menjadi 8 tipe Iklim :
A. kategori sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropik,
B. kategori basah vegetasi hutan hujan tropik, nilai
C. kategori agak basah nilai vegetasi hutan rimba, diantaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kemarau, dengan nilai
D. kategori sedang dengan vegetasi hutan musim, nilai
E. kategori agak kering vegetasi hutan hujan tropik, nilai
F. kategori kering vegetasi hutan hujan tropik , nilai
G. kategori sangat kering dengan vegetasi padang ilalang, nilai
H. kategori luar biasa kering, nilai vegetasi padang ilalang.
Berdasarkan tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah tersebut tergolong ke dalam golongan B. Yaitu daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropik.


2. Klasifikasi menurut Oldeman
Konsep yang dikemukakan oleh Oldeman
1. padi sawah akan membuuhkan air rata-rata perbulan 145 mm dalam musim huajn
2. palawija membutuhkan air rata-rata 50 mm perbulan pada musim kemarau
3. hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0.82 kali hujan rata-rata bulanan dikurangi 30.
4. hujan efektif untuk padi sawah adalah 100 %.
5. hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman dengan tertup rapat sebesar 75 %.
Dengan konsep di atas maka di hitung pula hujan bulaqnan yang diperlukn untuk padi dan palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang yaitu :
Padi sawah : 145 =1,0(0,82X-30) X = 213 mm per bulan Palawija 50 =0,75 (0,82X-30) X = 118 per bulan
Nilai 213 dan 118 mm perbulan di bulatkan menjadi 200 dan 100 mm per bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan bulan kering
BK : bulan dengan rata-rata curah hujan >200 mm BL : bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm BK : bulan dengan rata-rata curah hujan <100



Tipe Utama Klarifikasi Oldeman
Tipe Utama Bulan Basah Berturut-turut
A
B
C
D
E >9
7-9
5-6
3-4
<3
Tipe utama iklim di kota D tersebut adalah B,
Sub divisi Bulan Kering Berturut-turut
1
2
3
4 <2
2-3
4-6
>6

Terlihat bahwa sub divisi untuk tipe iklim di kota D tersebut adalah 2.
Kesimpulan : hanya mungkin satu kali padi atau satu kali palawija setahun, tergantung pada adanya persediaan air irigasi.


IV. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan tentang klasifikasi iklim serta berdasarkan pembahasan oleh asisten - asisten praktikum,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dalam melakukan pengamatan tentang klasifikasi iklim dibutuhkan atau diperlukan data tentang curah hujan minimal 10 tahun.
2. Dari pengamatan smith dan ferguson kota yang di teliti adlahdaerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropis
3. dari hasil pengamatan di kota tersebut dengan menggunakan klarifikasi oldeman dapat di simpulkan bahwa, hanya satu kali padi atau satu nkali palawija setahun tergantung pada adanya air irigasi.


DAFTAR PUSTAKA
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Lakitan,B.2002. jenis-jenis-hujan. PT RajaGravindo Persada: Jakarta.


Tjasyono,B.2004.Klimatologi. ITB, Bandung.

1 komentar:

  1. Terimakasih sudah berbagi... join me nawarlikepii@blogspot.com.

    BalasHapus